Ketika Hukum dan Keadilan Tidak Untuk Rakyat, Hanya Bersuara yang mampu dilakukan untuk Ringankan Beban

Kamis, 08 Desember 2011

Penegak Hukum Sesat




Berita Koran Media Indonesia, tanggal 2 Maret 2010 halaman 4 berjudul “Empat Polisi Perekayasa BAP Pemulung Ditindak” dalam pemberitaan koran tersebut Choirul Saleh seorang pemulung dijebak dipaksa mengakui ganja 1,6 gram yang ternyata dikeluarkan dari kaos kakinya polisi, Choirul di bawa keliling menggunakan taksi disiksa agar mengakui perbuatan tersebut, ujung-ujungnya petugas meminta Rp. 5 juta untuk bisa bebas, karena sebagai seorang pemulung tidak mampu sehingga Choirul terpaksa pasrah dipenjara. Rekayasa BAP terbongkar dipengadilan, Kejaksaan Tinggi DKI langsung bertindak dengan mengganti jaksa yang membawa kasus tersebut ke Pengadilan Negeri(media Indonesia, 01/03/2010)
Fenomena tersebut sangat miris dan biadap, alangkah sengsaranya Chairul dan keluarganya, menghadapi musibah dan perlakuan kejam tersebut, bagaimana anak dan istrinya sengsara kehilangan sumber penghidupan karena kepala keluarganya dipenjara. Apakah uang sudah demikian membutakan mata dan hati penegak hukum kita, masih banyak Choirul lain dipelosok negeri ini.
Sudah begitu rusakkah tatanan hukum kita, masih pantaskah negara ini mengklaim negeri yang bermartabat dan beradab, lalu apa artinya kita berbangsa dan negara kalau penindasan dan kezaliman oleh aparat negara kepada rakyatnya masih terus terjadi.
Kita berharap pemimpin negeri ini cepat mengambil langkah perbaikan, untuk menyelamatkan negeri ini dari kehancuran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar