Berita Koran Media Indonesia, tanggal 2 Maret
2010 halaman 4 berjudul “Empat Polisi Perekayasa BAP Pemulung Ditindak”
dalam pemberitaan koran tersebut Choirul Saleh seorang pemulung dijebak
dipaksa mengakui ganja 1,6 gram yang ternyata dikeluarkan dari kaos
kakinya polisi, Choirul di bawa keliling menggunakan taksi disiksa agar
mengakui perbuatan tersebut, ujung-ujungnya petugas meminta Rp. 5 juta
untuk bisa bebas, karena sebagai seorang pemulung tidak mampu sehingga
Choirul terpaksa pasrah dipenjara. Rekayasa BAP terbongkar dipengadilan,
Kejaksaan Tinggi DKI langsung bertindak dengan mengganti jaksa yang
membawa kasus tersebut ke Pengadilan Negeri(media Indonesia, 01/03/2010)
Fenomena tersebut sangat miris dan biadap, alangkah sengsaranya Chairul
dan keluarganya, menghadapi musibah dan perlakuan kejam tersebut,
bagaimana anak dan istrinya sengsara kehilangan sumber penghidupan
karena kepala keluarganya dipenjara. Apakah uang sudah demikian
membutakan mata dan hati penegak hukum kita, masih banyak Choirul lain
dipelosok negeri ini.
Sudah begitu rusakkah tatanan hukum kita, masih pantaskah negara ini
mengklaim negeri yang bermartabat dan beradab, lalu apa artinya kita
berbangsa dan negara kalau penindasan dan kezaliman oleh aparat negara
kepada rakyatnya masih terus terjadi.
Kita berharap pemimpin negeri ini cepat mengambil langkah perbaikan, untuk menyelamatkan negeri ini dari kehancuran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar