Ketika Hukum dan Keadilan Tidak Untuk Rakyat, Hanya Bersuara yang mampu dilakukan untuk Ringankan Beban

Minggu, 25 Desember 2011

INFO TERBARU DARI BIMA-NTB

> KORBAN TEWAS BERTAMBAH JADI 4 ORANG <
(Laporan Tim Relawan Komunitas Menuju Indonesia Bermartabat(MIB) Saudara Firman Rudiansyah dari Bima-NTB)
Jumlah korban dalam kerusuhan Bima, Sabtu (24/12) kemarin bertambah menjadi empat orang tewas. Yaitu: Arif Rahman (19) dan Mahfud (17) murid SMA kelas tiga tewas diperjalanan saat dirujuk ke RSUD Bima dan Alamsyah warga RT 10, RW 05, Desa Sumi dan 1 orang laki-laki yang belum terindentifikasi juga tewas di RSU Bima. Warga menduga lelaki tersebut bernama Ismail (51). Sbb, setelah pasca bentrokan itu, Ismail dinyatakan hilang. Keempat mayat tsb diidentifikasi di RSUD Bima. Hingga saat ini, korban yang masih dirawat di RSUD Bima ada sekitar 14 orang, yang hilang dan belum pulang ke rumahnya masing-masing sekitar 54 orang.

Ke-14 orang yg masih dirawat karena luka-luka berat itu adalah: Sahbudin (31), Ilyas Sulaiman (25), Ibrahim (45), Awaludin (24), Suhaimin (23), Miftahudin (18), Masnun (15), Hasanudin (38), Hasnah (39) dan Aryani (30) yang dilaporkan karena terkena luka tembakan pada paha kaki kanannya.

Sementara itu, buntut dari kerusuhan Sabtu kemarin, Polda NTB telah menangkap beberapa warga yang diduga sebagai provokator. Diantaranya : 1. atas nama H (DPO Polda NTB), A alias O, dan Sy. Jumlah massa yang diamankan untuk diambil keterangannya di Polres Bima ada 31 org (25 dewasa dan 6 anak). Barang bukti yg disita adalah parang 10, sabit 4, tombak 1, bom molotov 1, bensin 2 botol dan beberapa batu.

Asal muasal kerusuhan Sape Bima yang menyebabkan empat orang meninggal dunia itu bermula dari penolakan masyarakat Kecamatan Lambu atas dijinkannya beroperasi dua perusahaan tambang oleh Bupati Bima Ferry Zulkarnaen. Kedua perusahaan tambang pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) itu masing-masing PT Sumber Mineral Nusantara dengan luas wilayah tambang 24.980 hektare dan PT Indo Mineral Citra Persada dengan luas wilayah tambang 14.318 hektare.

***

Sehari setelah bentrok polisi dengan warga Kecamatan Lambu dan Sape, di Bima, NTB, suasana di dua kecamatan itu masih mencekam. Tadi pagi warga mengamuk dan merobohkan kantor yang telah dibakar sehari sebelumnya. Warga juga memblokir jalan dengan bersenjata tajam. Beredar kabar, polisi akan menggelar sweeping.

Di kecamatan Lambu, warga memusatkan diri di dua desa yakni Desa Rato dan Desa Sumi. Menurut Delian Lubis, Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Cabang Bima, warga mempersiapkan diri melawan, kalau sweeping itu benar-benar digelar polisi. LMND adalah salah satu elemen yg turut aksi bersama warga dan menamakan diri Front Rakyat Anti Tambang.

Warga memblokade jalan akses menuju kecamatan Lambu. Jalan akses itu juga menghubungkan Lambu dengan Kecamatan Sape. Selain itu, warga juga melampiaskan kemarahan dengan merubuhkan dan meratakan bangunan kantor milik instansi pemerintah yang sehari sebelumnya dibakar warga. Di antara bangunan yang diratakan warga adalah Mapolsek Lambu, Kantor Cabang Dinas Kehutanan, Dinas Pendidikan, dan kantor Desa Lambu.

Menurut Ketua LMND, sampai dengan saat ini, sudah ada 54 orang warga yang ditangkap polisi. Seluruhnya dibawa ke Mapolres Bima. Ia mengatakan, warga sebetulnya tidak ingin berkonfrontasi. Warga hanya ingin aspirasi mereka dikabulkan pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar