|
More

GAMBIR (Pos Kota) – Istana Merdeka di Jalan Merdeka Utara,
Jakarta Pusat menjadi saksi bisu aksi nekat seorang pria. Di depan
istana, tempat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkantor, ia
membakar diri. Mengejutkan, ulah pria ini dilakukan dihadapan puluhan
petugas keamanan yang baru selesai mengawasi unjuk rasa pamong desa dari
berbagai daerah, Rabu (7/12) petang.
Pria bakar diri itu belum diketahui nama dan tempat tinggalnya.
Petugas Polsek Gambir yang menangani kasus ini mencatat, usia lelaki ini
diperkirakan 30 tahun hingga 35 tahun. Besar dugaan, pria ini bagian
dari pamong desa yang mengelar demo dan mendesak Presiden SBY tak
menggantung RUU Desa dan menjadikan mereka sebagai pegawai negeri sipil
(PNS). Dugaan korban bagian dari pesereta demo, masih dalam
penyelidikan polisi.
Keterangan yang didapat, percobaan bunuh diri dengan membakar tubuh
di depan Istana Merdeka itu terjadi sekitar Pk. 17:30. Melihat aksi
nekar pria tersebut, puluhan petugas Pasukan Pengamanan Presiden
(Paspampres) dan polisi bergegas menolong korban. Mereka memadamkan api
yang menyala di tubuh pria itu dengan menyiram air dari minuman mineral
dan toilet umum.
Selanjutnya, pria yang sekarat itu dilarikan ke RSCM untuk mendapat
pertolongan. Pakaian biru dongker yang dikenakannya habis terbakar,
sebagian melekat di kulit. Tetapi, sepatunya yang merupakan sepatu
Pakaian Dinas Lapangan (PDL) tak tersentuh api. Wajah pria itu melepuh
sulit dikenali. Polisi menyita tiga botol minuman mineral bekas bensin
serta korek api gas yang digunakan korban untuk membakar diri.
Wawan, pedagang minuman, mengatakan perisitiwa bakar diri itu
berlangsung cepat sekali. “Saya lihat ada kobaran api besar di depan
istana,” katanya. Ia mengaku tak mengenal pria itu. Tapi ia meyakini
korban bukan bagian dari pengunjuk rasa, karena saat itu demo terakhir
yang dilakukan pamong desa yang berseragam coklat yang bersatu dalam
Persatuan Rakyat Desa (perade) itu sudah bubar satu jam sebelumnya.
Sehari sebekumnya, pamong desa mendatangi DPR RI. Mereka minta
Presiden SBY tak mengantung RUU Desa, sebab wakil rakyat sudah
menyurati presiden tapi tak digubris. Mereka minta dijadikan pegawai
negeri sipil (PNS) karena sudah bertahun-tahun mengabdi tapi tak juga
dianggat seagai pegawai negeri (Pos Kota, 7/12).
Seorang polantas yang bertugas di sekitar istana menyebutkan, sebelum
beraksi, korban berjalan kaki dari Jalan Medan Merdeka Barat dengan
badan basah. “Bisa jadi badannya itu basah karena bensin,” katanya,
“tapi yang jelas sampai di depan istana ia langsung membakar diri.”
Menurutnya, pria berbaju biru dongker itu menyalakan korek lalu
menelungkupkan diri. “Dia tak bicara apapun bahkan tak berteriak
kesakitan waktu terbakar,” katanya. Petugas polantas ini mengaku
berlari berupaya menolong.
Mendapat kabar aksi bakar diri, Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol.
AR Yoyol, datang ke lokasi. Ia mengatakan tidak ada kaitan antara
kejadian itu dengan demonstrasi yang sebelumnya digelar di depan Istana
Merdeka. Menurut kapolres, korban luka bakar 98 persen.
“Sebelum mengetahui motifnya, kami akan cari tahu identitas korban. Kasus bakar diri ini tak ada kaitannya dengan unjuk rasa karena massa telah meninggalkan lokasi jauh sebelum kejadian itu,” ungkapnya di RSCM.
“Sebelum mengetahui motifnya, kami akan cari tahu identitas korban. Kasus bakar diri ini tak ada kaitannya dengan unjuk rasa karena massa telah meninggalkan lokasi jauh sebelum kejadian itu,” ungkapnya di RSCM.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol.Baharudin Jafar, mengatakan
masih mendalami dan mencari tahu identitas korban. “Sejauh ini baru
keterangan saksi-saksi, karena korban belum bisa dimintai keterangan,”
katanya. Bagi keluarga yang kehilangan anggotanya, sambungya, juga dapat
melapor ke polisi.
BUKAN SEPATU BIASA
Kanit Reskrim Polsek Gambir, Kompol Taufiq Asri Mansur, mengakui
bentuk sepatu yang dikenakan korban adalah bagian dari perangkat PDL
yang biasa digunakan TNI, Polri, Satpol PP dan petugas keamanan semisal
satpam. Sepatu itu mestinya tak bisa dibeli sembarangan karena ada
mekanisme tertentu yang harus ditaati. “Kami masih menyelidiki
kemungkinan korban itu petugas atau bukan tetapi sekarang ini sepatu
seperti itu bisa dibeli dimana saja,” ungkapnya.
Sementara itu, Aep Syaifudin, petugas Posko Kantor Walikota Jakarta
Pusat, mengatakan belum ada laporan anggota Satpol PP yang hilang.
“Sejauh ini, semua petugas di kawasan Monas lengkap,” ujarnya. “Satpol
PP juga tak lagi berseragam biru dongker tetapi coklat.”
PESAN PERJUANGAN
Sekitar Pk. 22:00, puluhan mahassiwa yang tergabung dalam Jaringan
Kampus menggelar aksi solidaritas pada korban bakar diri di depan IGD
RSCM Jl. Diponegoro, Jakpus. Membawa bunga mawar, mereka meneriakkan
dukungan pada aksi korban yang dianggap sebagai bentuk kekecewaan pada
pemerintahan SBY-Boediono.
“Aksi bakar diri di depan istana menunjukkan kekecewaan pada
pemerintah. Bakal ada lagi aksi anarkis lain,” ujar Jati, pengunjuk
rasa. “Kami tak mengenalnya dan tak tahu motifnya. Tapi dia adalah
pahlawan.”
Tindakan sadis dengan menyakiti diri sendiri seperti yang ditunjukkan
pria misterius yang membakar dirinya di depan Istana Merdeka itu
merupakan ungkapan rasa frutasi. “itu puncak dari frustasinya. Bisa jadi
selama ini ia berupaya mengungkapkan apa yang dirasa tetapi selalu
terabaikan hingga berbuat nekat sebagai cara menarik perhatian,”
analisa Reza Indragiri, psikolog forensik.
Menurutnya, tindakan itu adalah simbol yang dipilih korban atas
perjuangannya yang tak mendapat sambutan sesuai harapannya. “Mungkin
saja di balik tindakan sadis itu korban menunjukkan sebuah pesan
tertentu. Polisi bisa megetahuinya dengan mencari kegiatan korban selama
ini,” katanya. (deny/silaen/yahya/yp/r)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar