TEMPO.CO, Jakarta
- Warga Mesuji, Lampung, ternyata merasa frustasi, putus asa, dan
trauma setelah laporan kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia atas
diri mereka tak direspon oleh pemerintah. "Mereka tak percaya kepada
pemerintah," kata Mayor Jenderal (purnawirawan) Saurip Kadi dalam
percakapannya dengan Tempo, Kamis, 15 Desember 2011.
Menurut Saurip, warga Mesuji telah mencoba melaporkan kasus pelanggaran hak asasi manusia dan kekerasan itu berulang kali, mulai dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tingkat kabupaten dan provinsi hingga ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. "Tapi tidak ada hasil. Padahal, buktinya sudah valid," ujar Saurip. Namun, dia tak menyebutkan kapan waktu persis laporan itu dilakukan warga.
Saurip mengaku bertemu warga Mesuji seusai diperlihatkan foto-foto pembantaian warga sekitar empat bulan lalu. "Hati nurani saya terusik," kata Saurip. Kemudian Saurip rutin mengadakan pertemuan dengan warga Mesuji untuk membahas kasus pembantaian itu. Dari hasil pertemuan, terbentuk tim investigasi. Tim itu sempat melakukan investigasi sebanyak 15 kali dan menemukan terjadinya kekerasan di Mesuji. "Ketika foto pembantaian ditunjukkan, ada warga yang mengaku kalau itu saudaranya," ujar dia.
Dari hasil investigasi itu, Saurip bersama warga Mesuji kemudian mencoba membawa kasus ini ke lembaga-lembaga kekuasaan, hingga akhirnya bertemu dengan Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, kemarin. Mereka meminta Kepala Polri, Jenderal Timur Pradopo, bersikap tegas dalam mengusut pembantaian 30 warga yang terjadi di Mesuji.
Kuasa hukum masyarakat Mesuji, Bob Hasan, menyatakan kekerasan di Mesuji berawal dari perluasan lahan oleh sejumlah perusahaan di Mesuji. Salah satunya adalah PT Silva Inhutani. Saat melakukan perluasan, perusahaan diduga mulai menyerobot lahan warga untuk ditanami kelapa sawit dan karet. "Warga yang menolak justru mendapat penganiayaan, bahkan pembantaian," kata Bob di depan anggota Dewan.
Menurut Bob, sepanjang 2009 hingga 2011, tercatat ada 30 warga tewas. Beberapa di antaranya dibantai dan 120 lebih warga ditahan. Sebagian yang ditahan memang sudah dibebaskan. Perincian korban tewas, tujuh di Sumatera Selatan, selebihnya di Lampung.
Menurut Saurip, warga Mesuji telah mencoba melaporkan kasus pelanggaran hak asasi manusia dan kekerasan itu berulang kali, mulai dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tingkat kabupaten dan provinsi hingga ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. "Tapi tidak ada hasil. Padahal, buktinya sudah valid," ujar Saurip. Namun, dia tak menyebutkan kapan waktu persis laporan itu dilakukan warga.
Saurip mengaku bertemu warga Mesuji seusai diperlihatkan foto-foto pembantaian warga sekitar empat bulan lalu. "Hati nurani saya terusik," kata Saurip. Kemudian Saurip rutin mengadakan pertemuan dengan warga Mesuji untuk membahas kasus pembantaian itu. Dari hasil pertemuan, terbentuk tim investigasi. Tim itu sempat melakukan investigasi sebanyak 15 kali dan menemukan terjadinya kekerasan di Mesuji. "Ketika foto pembantaian ditunjukkan, ada warga yang mengaku kalau itu saudaranya," ujar dia.
Dari hasil investigasi itu, Saurip bersama warga Mesuji kemudian mencoba membawa kasus ini ke lembaga-lembaga kekuasaan, hingga akhirnya bertemu dengan Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, kemarin. Mereka meminta Kepala Polri, Jenderal Timur Pradopo, bersikap tegas dalam mengusut pembantaian 30 warga yang terjadi di Mesuji.
Kuasa hukum masyarakat Mesuji, Bob Hasan, menyatakan kekerasan di Mesuji berawal dari perluasan lahan oleh sejumlah perusahaan di Mesuji. Salah satunya adalah PT Silva Inhutani. Saat melakukan perluasan, perusahaan diduga mulai menyerobot lahan warga untuk ditanami kelapa sawit dan karet. "Warga yang menolak justru mendapat penganiayaan, bahkan pembantaian," kata Bob di depan anggota Dewan.
Menurut Bob, sepanjang 2009 hingga 2011, tercatat ada 30 warga tewas. Beberapa di antaranya dibantai dan 120 lebih warga ditahan. Sebagian yang ditahan memang sudah dibebaskan. Perincian korban tewas, tujuh di Sumatera Selatan, selebihnya di Lampung.
PRIHANDOKO | RINA WIDIASTUTI
SAYA SANGAT BERSYUKUR KEPADA ALLAH DAN SANGAT BERTERIMAKASIH BANYAK KEPADA KI WARA,ATAS BANTUANNYA YANG TELAH MEMBERIKAN ANKA JITUNYA YAITU {4714} DAN ALHAMDULILLAH BERHASIL..WAKTU SAYA DIBERI TAU SAMA TEMAN KALAU ANKA YANG SAYA PASAN NAIK,SAYA HAMPIR PINSAN DAN TIDAK PERCAYA TAPI INI JUGA BENER2 KENYATAAN,,BERKAT BANTUAN KI WARA KINI SEMUA HUTANG-HUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUANYA DAN RUMAH JUGA YAGA DILUNYA SEMPAT KUGADAIKAN KINI SAYA SUDAH MENEBUSNYA KEMBALI..SYUKUR ALHAMDULILLAH KINI KEHIDUPAN KELUARGA SAYA SUDAH JAUH LEBIH BAIK DARI SEBELUMNYA,,DAN JIKA ANDA INGIN ANKA JITU DAN BUKAN OBRAL JANJI YG SERING ANDA DAPATKAN SILAHKAN HUBUNGI KI WARA DI 082322214888 DIJAMIN INSYA ALLAH 100% PASTI TEMBUS
BalasHapusSAYA SANGAT BERSYUKUR KEPADA ALLAH DAN SANGAT BERTERIMAKASIH BANYAK KEPADA KI WARA,ATAS BANTUANNYA YANG TELAH MEMBERIKAN ANKA JITUNYA YAITU {4714} DAN ALHAMDULILLAH BERHASIL..WAKTU SAYA DIBERI TAU SAMA TEMAN KALAU ANKA YANG SAYA PASAN NAIK,SAYA HAMPIR PINSAN DAN TIDAK PERCAYA TAPI INI JUGA BENER2 KENYATAAN,,BERKAT BANTUAN KI WARA KINI SEMUA HUTANG-HUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUANYA DAN RUMAH JUGA YAGA DILUNYA SEMPAT KUGADAIKAN KINI SAYA SUDAH MENEBUSNYA KEMBALI..SYUKUR ALHAMDULILLAH KINI KEHIDUPAN KELUARGA SAYA SUDAH JAUH LEBIH BAIK DARI SEBELUMNYA,,DAN JIKA ANDA INGIN ANKA JITU DAN BUKAN OBRAL JANJI YG SERING ANDA DAPATKAN SILAHKAN HUBUNGI KI WARA DI 082322214888 DIJAMIN INSYA ALLAH 100% PASTI TEMBUS